Rumit

Now, you can decide who is your God.

*Perhatian, tulisan yang anda akan lihat adalah tulisan semi-ateistik atau liberal yang menggambarkan pemikiran seorang Subhi yang sedang mendalami meta-fisika dari Tuhan. Jika anda tidak suka lewati saja.*

Manusia terus mencari dan mencari, tanpa pernah lelah. Lelah yang datangpun kata seorang ulama akan menjadi Lillah yang insyaAllah menjadi pahala untuk manusia itu sendiri.
Tapi diri ini tidak pernah lelah untuk mencari pembuktian dari rahasia yang diumpati dari Dunia ini, entah tentang manusia ataupun Agama yang bisa menjurus ke pembuktian Tuhan.
Kenapa di prolog saya tuliskan “Now, you can decide who is your God.”?
Karena kita, manusia yang dewasa ini sudah bisa berpikir secara rasional atau irrasional bagaimana kita bisa memilih Tuhan kita. Bicara Tuhan artinya berbicara Agama, yang artinya juga ada kemungkinan membuat saya bisa terjerat pasal 156 KUHP, tapi saya mencoba rasional akan hal itu. Kenapa sih kita perlu mengenal Tuhan? Karena kita tidak sekejab ada di Dunia ini, semuanya butuh proses dan proses itu sendiri dilakukan oleh Tuhan dengan kehendaknya, dan dari situlah diciptakannya Agama sebagai media kita untuk menyembah Tuhan, dan juga disebutkan dalam beberapa buku bahwa Agama merupakan evolusi tertinggi dari logika(yang entah kenapa saya kurang setuju). Tujuan awal dari Agama sendiripun agar manusia dapat hidup tertib dan damai sebagaimana kita melihat di semua isi kitab dari Agama-agama di dunia. Namun sayangnya sebagian umat beragama ada yang berani meninggalkan jalur damai tersebut dan memilih beberapa jalur yang memicu peperangan, dari sinilah terjadi Logical Fallacy dari umat. Dimana umat mengikuti pemimpin yang salah dan akhirnya melenceng dari apa yang seharusnya diajarkan dalam kitab Agama. Jadi tidaklah heran jika ada sekelompok orang yang menamai diri mereka Ateis, karena menurut mereka sistem Agama tidaklah relevan untuk mereka dan sistem itulah yang memicu peperangan. Dalam diri Ateispun terdapat kelemahan menurut saya, mereka cenderung menyerang umat beragama, dan mereka percaya bahwa manusia ada karena begitu saja bukan makhluk ciptaan Tuhan(pokoknya ga percaya adanya Tuhan). Decide who is your God adalah suatu kalimat menarik dari sebuah buku yang saya baca selama liburan ini, dimana manusia bebas memilih Agama mereka. Untuk mengerti dasar pemikiran itu saya harus lepaskan dasar dari Agama saya yaitu fitrah dari setiap manusia adalah Islam, dan sayangnya saya belum mau untuk membahas hal itu dalam tulisan ini. Saya beropini bahwa manusia dapat memilih Agama apa saja, karena saya telah membaca beberapa kitab Agama lain, dan didapatkan bahwa tujuan dari setiap kitab adalah kedamaian(meski ada beberapa kitab yang berisi peperangan). Tapi kita tidak bisa menjadikan Agama hanya simbol semata di KTP, sebagai orang yang beragama kita haruslah bisa menunjukkan bahwa kita adalah orang beragama kalau tidak kita sama saja seperti Ateis di luar sana. Oh iya saya juga sering ditanya, kenapa saya menentang Ateis? Karena tidak sesuai dengan Sila pertama dari Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Intinya, kita bisa memilih Agama apa saja, tapi konsekuensi ditanggung sendiri, dan jadilah orang yang beragama yang baik, bukan hanya manusia yang beribadah di Sosial Media ataupun Sok sokan jadi Ateis tapi masih dijewer ortu suruh Sholat.

Udah ah salam damai
Assalamualaykum Warrahmatullahi Wabarakatuh 😆

Sabtu, 22 Juli 2017M
Sabti, 28 Syawal 1438H
Di sebuah kamar yang dingin
M. Subhi Imam Y.